Kamis, 11 April 2013


            


Bagaimana Tidur Mempengaruhi Kecerdasan Buah Hati Anda


     Si kecil rewel, seharian menangis. Tentu saja ada yang dirasa tidak nyaman pada dirinya. Entah itu sakit, lapar, atau yang paling sering terjadi dan orangtua tidak menyadarinya adalah mengantuk. Biasanya kalau si kecil mulai rewel dan dampak rewelnya berkepanjangan maka orangtua juga akan bereaksi emosional, wajar saja karena rewelnya sikecil akan cepat membuat ortu menjadi lelah. Mengenali si kecil yang rewel karena lapar adalah yang paling mudah dilakukan orangtua, biasanya orangtua bisa segera menenangkan si kecil dengan membuat susu hangat, biskuit, atau menyuapi si kecil. Demikian pula mengenali si kecil yang sakit, meskipun kadang gejala klinis tidak tampak, tapi si kecil yang sedang tidak sehat pasti akan menunjukkan perilaku tidak sehat pula, misal menjerit kesakitan ketika bagian tubuh yang bermasalah di sentuh, berontak dan tidak mau makan, lesu dan kehilangan keceriaan. Biasanya orangtua langsung memberi bantuan farmako bagi si kecil atau dibawa ke dokter. Tapi bagaimana mengenali si kecil yang rewel karena kurang tidur? Seringkali si kecil yang kurang tidur jadi gelisah, gendong nggak nyaman, baringan nggak tenang, turun dan bermain lagi juga sudah lelah. Akhirnya si kecil rewel dan nggak jelas keinginannya karena si kecilpun nggak tau kenapa dan apa yang diinginkannya. Kondisi si kecil rewel karena kurang tidur seringkali terjadi.
Kuarng tidur pada anak tidak hanya menyebabkan lelah dan rewel , akan tetapi juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Orangtua yang sering tidak tanggap dan berperilaku emosional akan memberikan memori dan feedback yang tidak sehat juga dari si kecil. Selain kondisi psikologis bagi anak juga akan mempengaruhi kecerdasan si kecil juga.
Bagaimana mengukur kecukupan tidur pada si kecil?
Pada bulan pertama, bayi tidur 13-16 jam sehari, tapi dalam pola yang tidak teratur. Ketika usia 4-6 bulan, bayi seharusnya sudah mengembangkan pola tidur yang teratur dan bisa tidur sepanjang malam. Namun, bayi yang mengalami masalah perkembangan tidak punya pola tidur yang teratur. Waktu tidur bayi tidak konsisten dan dia tidak bisa tertidur sendiri. Pantau selalu tidur bayi untuk mengetahui apakah bayi mengalami gangguan seperti sleep apnea (napas terhenti). Gangguan tidur ini  bisa mempengaruhi kualitas tidurnya. Kurang tidur menciptakan reaksi berantai pada perilakunya di siang hari, misalnya anak rewel atau terlalu aktif. 
Hampir  semua bayi tidur sepanjang hari (13-16 jam sehari). Apabila kita perhatikan porsi tidur anak rata-rata lebih besar daripada orang dewasa. Pertumbuhan si kecil begitu pesat, bahkan dalam hitungan minggu saja tiba-tiba baju sudah tidak cukup lagi.  Keadaan tersebut cukup menggambarkan bahwa bayi berkembang pesat saat tidur. Akan tetapi dengan bertambahnya usia dalam hitungan bulan maka pola tidur bayi mulai berubah. Lama tidurnyapun berkurang, hal ini karena otak bayi sudah semakin mature hingga tubuhpun menyesuaikan diri.
Sistem pengaturan tidur pada bayi terpusat diotak yang merupakan cerminan kerja sel-sel saraf tertentu yang bisa berubah sesuai dengan tahap perkembangan bayi. Sehingga bisa dikatakan tidur pada bayi akan mempengaruhi perkembangan otak anak.
Bagaimana cara kerjanya?
Pada bayi bangun dan beraktifitas, maka tubuh menggunakan oksigen dan makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Saat bayi berada dalam keadaan katabolik dimana terjadi pemakaian hormon pemacu untuk aktivitas.
Pada bayi tidur terjadi kondisi yang sebaliknya. Bayi berada dalam keadaan anabolik, dimana akan terjadi proses penyimpanan energi, perbaikan sel-sel tubuh dan pertumbuhan. Hormon pertumbuhan ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang panjang, tulang rawan dan jaringan lunak. Bahkan juga memungkinkan perbaikan seluruh sel yang ada di tubuh, mulai dari sel kulit, sel darah hingga sel saraf di otak. Inilah sebab mengapa tidur mampu mempengaruhi perkembangan jauh lebih banyak dari saat bangun. Sebagian besar hormon pertumbuhan yang diperlukan saat tidur akan memuncak produksinya pada 5 tahun pertama usia anak. Makanya balita sering juga disebut dengan the golden years.
Bagaimana agar bayi tidur pulas?
  1. Keamanan saat tidur ; diupayakan tidak meninggalkan mainan berukuran besar  dan empuk di dalam ranjang si kecil, dikhawatirkan akan menimpa si kecil dan membuat si kecil susah bernafas. Hindarkan juga mainan yang bertali panjang karena dikhawatirkan melilit badan si kecil. Meletakkan ranjang bayi di tempat yang jauh dari benda2x yang mudah jatuh seperti hiasan dinding, tirai, dll.
  2. Untuk anak yang sudah bisa berdiri jangan biarkan mainan menumpuk terlalu banyak diranjang tidurnya, dikhawatirkan akan dijadikan pijakan si kecil untuk keluar dari ranjangnya.
  3. Memberi dongeng sebelum tidur yang isinya ringan, terutama bagi anak yang sudah menginjak batita. Hindari cerita yang membawa anak ketakutan dan mimpi buruk
  4. Pastiakan suhu dalam kamar bayi cukup nyaman, tidak terlalu dingin atau panas.
  5. Hindari hal-hal yang bisa membuat si kecil terbangun.
Hanya sebagai sarana meningkatkan kecerdasankah? , Tidur memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang si kecil ;
  1. Fisik : tidur akan mendukung tumbuh kembang berkat aktifnya hormon pertumbuhan
  2. Sosial : anak yang cukup tidur akan meningkat kecerdasannya sehingga dalam bersosialisasi lebih mudah sehingga anak menjadi lebih percaya diri.
  3. Mentaln ; meningkatnya kontrol diri ketika anak berkecukupan waktu tidurnya, mereka yang kurang tidur cenderung emosional.
  4. Daya tahan tubuh : kurang tidur menjadikan anak memiliki imunitas yang kurang, ini berkaitan dengan produksi sel darah putih yang juga kurang. Sebaliknya anak yang cukup tidur akan memiliki kekebalan yang lebih istimewa.
Oleh karena itu apabila ingin buah hati berkembang maksimal maka pastikan buah hati tercukupi waktu tidurnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Love is...
© Goresan Tangan Kecilku - Template by Blogger Sablonlari - Font by Fontspace