Bagaimana Tidur Mempengaruhi Kecerdasan Buah Hati Anda
Si kecil rewel, seharian menangis. Tentu saja ada yang dirasa tidak
nyaman pada dirinya. Entah itu sakit, lapar, atau yang paling sering
terjadi dan orangtua tidak menyadarinya adalah mengantuk. Biasanya kalau
si kecil mulai rewel dan dampak rewelnya berkepanjangan maka orangtua
juga akan bereaksi emosional, wajar saja karena rewelnya sikecil akan
cepat membuat ortu menjadi lelah. Mengenali si kecil yang rewel karena
lapar adalah yang paling mudah dilakukan orangtua, biasanya orangtua
bisa segera menenangkan si kecil dengan membuat susu hangat, biskuit,
atau menyuapi si kecil. Demikian pula mengenali si kecil yang sakit,
meskipun kadang gejala klinis tidak tampak, tapi si kecil yang sedang
tidak sehat pasti akan menunjukkan perilaku tidak sehat pula, misal
menjerit kesakitan ketika bagian tubuh yang bermasalah di sentuh,
berontak dan tidak mau makan, lesu dan kehilangan keceriaan. Biasanya
orangtua langsung memberi bantuan farmako bagi si kecil atau dibawa ke
dokter. Tapi bagaimana mengenali si kecil yang rewel karena kurang
tidur? Seringkali si kecil yang kurang tidur jadi gelisah, gendong nggak
nyaman, baringan nggak tenang, turun dan bermain lagi juga sudah lelah.
Akhirnya si kecil rewel dan nggak jelas keinginannya karena si kecilpun
nggak tau kenapa dan apa yang diinginkannya. Kondisi si kecil rewel
karena kurang tidur seringkali terjadi.
Kuarng tidur pada anak tidak hanya menyebabkan lelah dan rewel , akan
tetapi juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Orangtua
yang sering tidak tanggap dan berperilaku emosional akan memberikan
memori dan feedback yang tidak sehat juga dari si kecil. Selain kondisi
psikologis bagi anak juga akan mempengaruhi kecerdasan si kecil juga.
Bagaimana mengukur kecukupan tidur pada si kecil?
Pada bulan pertama, bayi tidur 13-16 jam sehari, tapi dalam pola yang
tidak teratur. Ketika usia 4-6 bulan, bayi seharusnya sudah
mengembangkan pola tidur yang teratur dan bisa tidur sepanjang malam.
Namun, bayi yang mengalami masalah perkembangan tidak punya pola tidur
yang teratur. Waktu tidur bayi tidak konsisten dan dia tidak bisa
tertidur sendiri. Pantau selalu tidur bayi untuk mengetahui apakah bayi
mengalami gangguan seperti sleep apnea (napas terhenti).
Gangguan tidur ini bisa mempengaruhi kualitas tidurnya. Kurang tidur
menciptakan reaksi berantai pada perilakunya di siang hari, misalnya
anak rewel atau terlalu aktif.
Hampir semua bayi tidur sepanjang hari (13-16 jam sehari). Apabila
kita perhatikan porsi tidur anak rata-rata lebih besar daripada orang
dewasa. Pertumbuhan si kecil begitu pesat, bahkan dalam hitungan minggu
saja tiba-tiba baju sudah tidak cukup lagi. Keadaan tersebut cukup
menggambarkan bahwa bayi berkembang pesat saat tidur. Akan tetapi dengan
bertambahnya usia dalam hitungan bulan maka pola tidur bayi mulai
berubah. Lama tidurnyapun berkurang, hal ini karena otak bayi sudah
semakin mature hingga tubuhpun menyesuaikan diri.
Sistem pengaturan tidur pada bayi terpusat diotak yang merupakan
cerminan kerja sel-sel saraf tertentu yang bisa berubah sesuai dengan
tahap perkembangan bayi. Sehingga bisa dikatakan tidur pada bayi akan
mempengaruhi perkembangan otak anak.
Bagaimana cara kerjanya?
Pada bayi bangun dan beraktifitas, maka tubuh menggunakan oksigen dan
makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Saat bayi berada dalam keadaan
katabolik dimana terjadi pemakaian hormon pemacu untuk aktivitas.
Pada bayi tidur terjadi kondisi yang sebaliknya. Bayi berada dalam
keadaan anabolik, dimana akan terjadi proses penyimpanan energi,
perbaikan sel-sel tubuh dan pertumbuhan. Hormon pertumbuhan ini
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang panjang, tulang rawan dan
jaringan lunak. Bahkan juga memungkinkan perbaikan seluruh sel yang ada
di tubuh, mulai dari sel kulit, sel darah hingga sel saraf di otak.
Inilah sebab mengapa tidur mampu mempengaruhi perkembangan jauh lebih
banyak dari saat bangun. Sebagian besar hormon pertumbuhan yang
diperlukan saat tidur akan memuncak produksinya pada 5 tahun pertama
usia anak. Makanya balita sering juga disebut dengan the golden years.
Bagaimana agar bayi tidur pulas?
- Keamanan saat tidur ; diupayakan tidak meninggalkan mainan berukuran besar dan empuk di dalam ranjang si kecil, dikhawatirkan akan menimpa si kecil dan membuat si kecil susah bernafas. Hindarkan juga mainan yang bertali panjang karena dikhawatirkan melilit badan si kecil. Meletakkan ranjang bayi di tempat yang jauh dari benda2x yang mudah jatuh seperti hiasan dinding, tirai, dll.
- Untuk anak yang sudah bisa berdiri jangan biarkan mainan menumpuk terlalu banyak diranjang tidurnya, dikhawatirkan akan dijadikan pijakan si kecil untuk keluar dari ranjangnya.
- Memberi dongeng sebelum tidur yang isinya ringan, terutama bagi anak yang sudah menginjak batita. Hindari cerita yang membawa anak ketakutan dan mimpi buruk
- Pastiakan suhu dalam kamar bayi cukup nyaman, tidak terlalu dingin atau panas.
- Hindari hal-hal yang bisa membuat si kecil terbangun.
Hanya sebagai sarana meningkatkan kecerdasankah? , Tidur memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang si kecil ;
- Fisik : tidur akan mendukung tumbuh kembang berkat aktifnya hormon pertumbuhan
- Sosial : anak yang cukup tidur akan meningkat kecerdasannya sehingga dalam bersosialisasi lebih mudah sehingga anak menjadi lebih percaya diri.
- Mentaln ; meningkatnya kontrol diri ketika anak berkecukupan waktu tidurnya, mereka yang kurang tidur cenderung emosional.
- Daya tahan tubuh : kurang tidur menjadikan anak memiliki imunitas yang kurang, ini berkaitan dengan produksi sel darah putih yang juga kurang. Sebaliknya anak yang cukup tidur akan memiliki kekebalan yang lebih istimewa.
Oleh karena itu apabila ingin buah hati berkembang maksimal maka pastikan buah hati tercukupi waktu tidurnya.
0 komentar:
Posting Komentar